Tanaman yang terdapat pada hutan desa tidak selalu murni berupa kayu-kayuan, tetapi terpadu atau dikombinasikan dengan berbagai jenis tanaman lainnya, misalnya tanaman pertanian, tanaman perkebunan, tanaman pakan ternak, dan sebagainya.
Hijauan pakan ternak merupakan pakan asal tanaman (rumput, tanaman kacang – kacangan ataupun rambanan) yang dapat digunakan untuk memberi pakan hewan. Kelompok makanan hijauan ini biasanya disebut makanan kasar. Hijauan sebagai bahan makanan ternak bisa diberikan dalam dua macam bentuk, yakni hiajuan segar dan hijauan kering. Sebagai makanan ternak, hijauan memegang peranan sangat penting, sebab hijauna mengandung hampir semua zat yang diperlukan hewan, khususnya di Indonesia bahan makanan hijauan memegang peranan istimewa, karena bahan tersebut diberikan dalam jumlah yang besar. Budidaya hijauan makanan ternak merupakan salah satu bentuk pengembangan hutan desa, karena pengembangan hutan desa dapat dilakukan dengan 1). Penanaman tanaman – tanaman keras (tanaman hutan multiguna), tanaman perkebunan yang cocok dan tanaman buah - buahan, 2). Penanaman sela penutup termasuk legum penyubur tanah, rumput gajah sebagai pakan ternak, 3). Penanaman palawija dan holtikultura.
Kebutuhan hijauan makanan ternak (HMT) masih sulit dipenuhi oleh masing-masing peternak, karena hanya memiliki lahan sempit dan sangat tergantung pada musim. Apalagi dengan meningkatnya kepemilikan ternak misalnya sapi, peternak akan menghabiskan waktu untuk pemeliharaan dan pengelolaan sapi, tidak memiliki waktu lagi untuk menyediakan pakan hijauan. Dengan masih banyaknya lahan tidur, tanah-tanah sela di antara pokok tanaman perkebunan besar maupun hutan milik Perhutani, jerami padi/jagung di daerah produksi yang belum dimanfaatkan, limbah industri, seperti kulit gabah, dedak padi/ bekatul dari penggilingan padi, dedak atau bungkil jagung dari industri minyak jagung, cangkang kernel dari industri minyak sawit, kulit coklat, dan sebagainya, yang semuanya dapat dimanfaatkan menjadi makanan ternak. tetapi tentu saja harus diproses lebih lanjut yang memerlukan teknologi dan manajemen yang handal.
Tujuan dari pengembangan hutan desa ini dimaksudkan untuk merehabilitasi dan meningkatkan produktivitas lahan, serta kelestarian sumber daya alam agar dapat memberi manfaat yang sebesar – besarnya bagi masyarakat, sehingga kesejahteraan hidup meningkat.
Manfaat lain peran peternakan bagi hutan desa dari pengembangan hutan desa dengan budidaya hijauan makanan ternak dilihat dari segi sosial ekonomi meliputi mampu meningkatkan pendapatan masyarakat tani di pedesaan karena dengan hijauan makanan ternak kebutuhan ternak akan pakan dapat tercukupi secara terus menerus untuk pertumbuhan dan pertambahan bobot badan yang pada akhirnya ternak tersebut dihargai dengan harga yang cukup tinggi, dapat memanfaatkan secara optimal dan lestari lahan yang tidak produktif untuk usaha tanaman pakan, tanaman pakan seperti legum dan rumput tidak terlalu membutuhkan lahan yang kaya unsur hara seperti tanaman lain, tetapi dengan kombinasi limbah ternak berupa kotoran dan diolah menjadi pupuk maka dapat meningkatkan kualitas tanah tersebut. Rumput-rumputan jenis King Grass dan Setaria digunakan untuk tanaman penguat teras dan untuk memenuhi kebutuhan hijauan makanan ternak (HMT) pemilik lahan. Manfaat lain dapat membantu dalam keanekaragaman hasil pertanian yang diperlukan masyarakat, karena dengan budidaya tanaman pangan, limbah dari hasil pertanian tersebut dapat digunakan sebagai pakan ternak, sedangkan limbah dari peternakan berupa kotoran akan menjadi pupuk dengan kualitas tinggi karena berupa pupuk organik tanpa merusak struktur tanah dan lingkungan.
Disamping itu hijauan pakan ternak dapat berfungsi ganda, selain sebagai pakan, juga sebagai tanaman konservasi tanah dan air. Manfaat lain dari hijauan makanan ternak adalah sebagai tanaman konservasi lahan baik sebagai tanaman penguat teras di lahan miring maupun sebagai tanaman reklamasi pada tanah yang rusak, sebagai tanaman penutup di tanah – tanah perkebunan.
Kebutuhan ternak akan hijauan dalam hal ini ternak sapi adalah 10% dari bobot badan, pada umumnya peternak memliki ternak sapi dengan bobot 250 – 300kg, maka kebutuhan akan hijauan sebesar 25 – 30 kg, dan untuk masyarakat yang tinggal di desa pada umumnya memiliki ternak sebagai usaha sampingan sehingga hanya memiliki 2 – 3 ekor tiap kepala keluarga. Sedangkan hijauan makanan ternak yang dapat dihasilkan dalam 1 ha sebanyak 400 ton untuk rumput gajah.
Sumber : Makalah Kelompok Peternakan (Nur Ilham Akbar, Sri Lestari, Abdul Rijal Ali, Agustina Tagi, Irine Ike Praptiwi, Mey Angraeni Tamal, Syamsul Bahri.), Program Studi Sistem-sistem Pertanian, Program PascaSarjana Universitas Hasanuddin Makassar, 2010.
Sumber : Makalah Kelompok Peternakan (Nur Ilham Akbar, Sri Lestari, Abdul Rijal Ali, Agustina Tagi, Irine Ike Praptiwi, Mey Angraeni Tamal, Syamsul Bahri.), Program Studi Sistem-sistem Pertanian, Program PascaSarjana Universitas Hasanuddin Makassar, 2010.