Pengembangan usaha peternakan merupakan bagian penting dari pembangunan pertanian yang disamping bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pangan dan gizi masyarakat luas juga harus mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat peternak.
Untuk mencapai sasaran tersebut, pemerintah berupaya melaksanakan serangkaian kebijakan dan program, namun demikian kendala yang dihadapi cukup besar sehingga beberapa target belum tercapai seperti yang diharapkan. Hal ini terlihat perkembangan populasi dan produktivitas ternak yang ditunjang oleh pemberian pakan yang belum memadai sehingga belum tercapainya kesejahteraan peternak sebagai subyek pembangunan. Kondisi ini terjadi sebagai akibat belum tercapainya keserasian antara penyediaan sarana produksi dengan tingkat pengetahuan/keterampilan masyarakat dalam manajemen usaha peternakan.
Sedangkan dilain sisi permintaan pangan hewani terutama daging sapi saat ini terus meningkat dari tahun ketahun, hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk memenuhi permintaan daging sapi tersebut, produksi dalam negeri saat ini belum mampu mencukupinya, sehingga harus diipenuhi melalui impor baik berupa sapi bakalann maupun daging.
Penyediaan ternak sapi dalam negeri sangat potensial untuk ditingkatkan, namun penanganannya dirasakan belum optimal dalam hal peningkatan produksi dan produktivitasnya. Belum optimalnya kinerja ternak lokal tersebut anatara lain disebabkan oleh masih rendahnya kemampuan peternak untuk mengadopsi teknologi tepat guna yang ada, disamping kelembagaan peternak yang belum berkembang sehingga kemampuan mengakses permodalan maupun pasar masih rendah. Disisi lain jumlah tenaga kerja sangat banyak, termasuk sarjana peternakan dan dokter hewan lulusan perguruan tinggi, yang bisa dimanfaatkan membantu peternak dalam menerapkan hasil-hasil penelitian yang dihasilkan oleh perguruan tinggi dan pusat penelitian.
Berdasarkan hal tersebut maka pengembangan kapasitas individu calon sarjana peternakan harus lebih diperhatikan, karena masyarakat perlu partisipasi mereka setelah bergelut dengan peternak nantinya.
Sedangkan dilain sisi permintaan pangan hewani terutama daging sapi saat ini terus meningkat dari tahun ketahun, hal ini sejalan dengan meningkatnya jumlah penduduk. Untuk memenuhi permintaan daging sapi tersebut, produksi dalam negeri saat ini belum mampu mencukupinya, sehingga harus diipenuhi melalui impor baik berupa sapi bakalann maupun daging.
Berdasarkan hal tersebut maka pengembangan kapasitas individu calon sarjana peternakan harus lebih diperhatikan, karena masyarakat perlu partisipasi mereka setelah bergelut dengan peternak nantinya.